Beranda | Artikel
Gunakanlah Yang 5 Perkara Sebelum 5 Perkara
Jumat, 20 Maret 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Gunakanlah Yang 5 Perkara Sebelum 5 Perkara merupakan  bagian dari kajian Islam ilmiah Nasihat-Nasihat Para Sahabat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 9 Rabbi’ul Awwal 1441 H / 06 November 2019 M.

Kajian Tentang Gunakanlah Yang 5 Perkara Sebelum 5 Perkara

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada seorang laki-laki. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menasihatinya:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Gunakan 5 perkara sebelum 5; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR. Hakim dan Al-Hakim menyatakan shahih dan disetujui Imam Adz-Dzahabi dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani walaupun sebagian ulama ada yang mendhaifkan karena sanadnya mursal)

Namun kalau kita perhatikan, hadits ini secara makna benar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kepada kita nasihat untuk menggunakan waktu-waktu kita. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Gunakan 5 perkara sebelum datangnya 5.” Apa itu 5 perkara?

1. Masa Muda

Masa muda adalah merupakan masa kuat, Allah berikan kepada kita kekuatan. Sementara masa tua, semua sudah rapuh. Tulang rapuh, sakit-sakitan dan yang lainnya. Maka sebelum kita menjelang tua, coba gunakan masa muda.

Hadits ini membantah perkataan sebagian pemuda yang berkata, “Nanti saja kalau sudah tua saya taubat.” Maka kita katakan, “Tidak, justru gunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamua.” Karena kalau dimasa mudamu kamu berhasil membiasakan kebaikan-kebaikan, maka kebiasaan itu akan kamu bawa sampai tua. Tapi kalau kamu mebiasakan keburukan ketika masa mudamu lalu kamu bawa kebiasaan buruk itu sampai tua, Anda tidak akan mampu meninggalkannya. Karena kalau itu sudah menjadi kebiasaan dalam hidup, maka sulit sekali untuk ditinggalkan.

Maka saat kita masih muda, biasakan kebaikan. Jadikan kebaikan itu sebagai motto hidup kita. Terlebih pemuda-pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah adalah orang-orang yang Allah berikan naungan nanti pada hari kiamat. Dimana dihari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ

“Tujuh orang yang akan Allah berikan kepadanya naungan dimana dihari itu tidak ada naungan kecuali naunganNya.” Siapa diantaranya?

وشابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّه تَعالى

“Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Kenapa Rasulullah menyebutkan pemuda dan bukan orang tua? Karena pemuda itu masa kuat syahwatnya, kuat tenaganya, kuat hawa nafsunya, makanya kebanyakan pemuda lebih senang menghabiskan waktunya untuk berleha-leha, bersenang-senang, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Tapi ketika ada seorang pemuda yang waktunya dihabiskan untuk ibadah kepada Allah, menghafal Al-Qur’an, menghafal hadits, memahami agama, maka subhanallah, ini pemuda yang Allah berikan rahmat padanya.

Maka saudaraku, sebelum datang masa tua, gunakan masa muda kita untuk beramal kebaikan, untuk senantiasa beramal shalih, dan jadikan itu kebiasaan kita sampai kita meninggal dunia.

2. Masa Sehat Sebelum Sakit

Ingat saudaraku, dalam hadits lain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa nikmat yang pertama kali Allah tanya nanti pada hari kiamat adalah kesehatan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ

“Pertama kali ditanyakan kepada manusia pada hari kiamat dari kenikmatan adalah: akan ditanya kepadanya: “Tidakkah kami telah mensehatkan badanmu?” (HR. Tirmidzi)

Jadi masa sehat kita ketika Allah beri kepada kita kesehatan, maka gunakan sebaik-baiknya untuk berbuat kebaikan, beramal shalih, beramal ketaatan, jangan gunakan untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya seperti main game. Banyak remaja-remaja diberikan fasilitas oleh orang tuanya untuk main game. Akhirnya ketika si remaja itu habis waktunya untuk bermain game, facebook-an, media sosial dan yang lainnya, menyesallah setelah itu. Orang tuanya menyesal, diapun menyesal, karena ternyata dia habiskan waktunya hanya untuk perkara yang tidak ada manfaatnya.

“Masa sehatmu sebelum masa sakitmu.” Karena dimasa sakit kita lemah, kita tidak punya kemampuan seperti halnya kita sehat. Maka ketika kita sehat, gunakan mata kita yang sehat untuk melihat ayat-ayat Allah, membaca perkara yang bermanfaat, telinga kita gunakan untuk mendengar nasihat-nasihat Rasul, nasihat-nasihat para ulama, duduk di mejelis ta’lim untuk mendengarkan ilmu. Demikian pula kaki dan tangan kita ketika sehat. Kita gunakan tangan kita untuk kebaikan, kaki kita untuk kebaikan, berjalan menuju tempat-tempat kebaikan.

Maka gunakan ini. Karena disaat kita sakit kita tidak bisa melakukan itu semuanya. Nikmatnya sehat baru kita rasakan di saat kita sedang sakit.

3. Kaya Sebelum Miskin

Kamu wahai orang kaya, apakah kamu kira kamu akan kaya seterusnya sampai mati? Belum tentu. Bisa jadi Allah cabut kekayaanmu dan kamu jatuh miskin dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Mudah bagi Allah.

Maka syukuri kekayaanmu sebelum kefakiranmu. Syukuri dengan cara berinfaq, bersedekah, membantu orang-orang yang susah. Maka dengan cara itu insyaAllah Allah berkahi harta kita.

Disaat kita kaya, disaat kita punya harta, disaat kita punya uang, kita bisa berinfaq, bisa membantu orang, membantu kebaikan-kebaikan, gunakan waktu itu. Karena itu adalah meruepakan karunia yang Allah berikan. Disaat kita miskin kita tidak bisa berinfaq, tidak bisa bersedekah.

Dahulu dizaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang mengadu, mereka berkata: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi membawa pahala banyak sekali, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, tapi mereka bisa bersedekah sedangkan kami tidak.” (HR. Muslim)

Subhanallah.. Maka saudaraku, saat kaya jangan hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Banyak orang-orang kaya yang tidak sadar bahwasannya uang yang Allah berikan kepadanya itu adalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Banyak orang-orang kaya yang kurang keimanannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia gunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, menghambur-hamburkan dalam maksiat terkadang, na’udzubillah..

Maka saudaraku, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di sini mengingatkan, “Gunakan masa kayamu sebelum masa fakirmu.” Karena kamu hai orang kaya, kamu tidak tahu barangkali Allah bisa saja mencabut nikmat kekayaan dari dirimu ketika kamu tidak mau mensyukuri kekayaanmu itu.

4. Masa luang sebelum masa sibukmu

Ketika kita sibuk, bekerja sana sini, kita tidak bisa beramal shalih, tidak bisa melakukan ketaatan. Maka disaat luang itulah kita gunakan baik-baik untuk mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk menuntut ilmu, sebagaimana sudah kita bahas sebelumnya. Dimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Ada dua nikmat yang manusia kebanyakan tertipu; waktu luang dan kesehatan.”

Baca: Nikmat Sehat Dan Waktu Luang

5. Hidup sebelum mati

Kalau kita sudah meninggal dunia kita tidak lagi bisa beramal. Kalau kita sudah meninggal dunia yang ada adalah pembalasan dalam kubur kita dan akhirat kita.

Saudaraku, di kuburan kita sangat membutuhkan amal-amal kita. Karena ini yang akan menyelamatkan kita di kuburan dan di akhirat nanti adalah amalan shalih kita sendiri. Maka disaat kita masih hidup, saudaraku sekalian,  gunakan untuk memperbanyak bekal-bekal amal kita yang akan kita bawa nanti ketika kita masuk liang lahat, ketika kita di kuburan. Kita sangat butuh ditemani oleh amalan shalih. Sebagaimana disebutkan  dalam hadits riwayat Imam Ahmad dan yang lainnya. Ketika Rasulullah menceritakan tentang kematian orang mukmin dan kematian orang kafir. Dimana si mukmin bisa menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir. Lalu kemudian diperlihatkan kepadanya tempat duduknya di dalam surga. Lalu kemudian -kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- datanglah seorang laki-laki yang tampan. Lalu si mukmin ini bertanya, “Siapa kamu?” Ia berkata, “Aku adalah amalanmu yang shalih.” Subhanallah..

Mari simak penjelasan yang penuh manfaat ini pada menit ke-13:32

Download mp3 Kajian Tentang Gunakanlah Yang 5 Perkara Sebelum 5 Perkara


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48262-gunakanlah-yang-5-perkara-sebelum-5-perkara/